Pendekar Mabuk Adalah Bocah Tanpa Pusar Bernama Suto Sinting Ia mempunyai guru bernama Ki Sabawana Bergelar Gila Tuak Dan Nyai Nawang Tresni Bergelar Bidadari Jalang. Mereka adalah tokoh tertinggi di rimba persilatan pada masa itu.
Pertarungan Dewi Ranjang 1 RASA heran yang cukup membingungkan di alami oleh seorang pemuda tampan berambut panjang sepundak tanpa ikat kepala. Pemuda berbaju buntung warna coklat dengan celana warna putih kusam berikat pinggang warna merah itu tak lain adalah si Pendekar Mabuk, murid sintingnya si Gila Tuak yang bernama Auto Sinting. Sambil pegangi tali bumbung tuanya yang terbuat dari bambu sepanjang satu depa itu,Pendekar Mabuk kerutkan dahi dan pandangi alam sekelilingnya. "Aneh," gumamnya dalam hati, "mengapa aku jadi menuju ke lereng gunung itu? Bukankah tujuan ku adalah ke balik gunung seberang sana,ke pondoknya si Kusir Hantu Yang dinamakan lembah seram itu? Bukankah aku ingin jumpa dengan si Tenda Biru ,Panji Klobot , dan kedua cucu Kusir Hantu yang cantik-cantik itu; Pematang Hati dan Mahligai Sukma?! Tapi ?!" Suto Sinting hentikan celoteh batinnya sebentar. Matanya tertuju pada sebuah Gua yang ada di balik bebatuan besar, tepat di bawah sebatang po...
Bibir Penyebar Maut 1 KICAU burung pagi telah hilang sejak tadi. Mereka sudah malas berkicau jika matahari mulai tinggi, karena merasa dicuekin oleh sesama penghuni bumi, termasuk manusia. Hilangnya kicau burung membuat hutan di kaki Bukit Jelaga itu menjadi sunyi. Di sela-sela sunyi itu ada suara tangis mengharukan hati orang yang mau terharu. Suara tangis itu terdengar samar-samar, seakan diredam oleh kerimbunan semak serta pepohonan hutan. Entah apa alasan suara tangis itu ada di hutan tersebut, yang jelas suara tangis itu datang dari mulut seorang perempuan. Belum diketahui, apakah perempuan itu muda atau tua, cantik atau keriput, tapi sepasang telinga lelaki sedang menyimaknya dari kejauhan. Suara tangis itu lebih mengharukan hati si pemilik telinga lelaki, karena di sela-sela tangis terdapat syair tembang yang merobek hati. Syair duka itu tersusun dengan sendirinya, karena curahan hati yang meratap pilu. "Sunyi sepi sendiri, sejak ditinggal mati Tiada kawanku lagi, hidupku ...
Comments